Kamis, Maret 17, 2011

Buku Bagus

Knights Templar, Knights of Christ
Diposting oleh Syafruddin pada Apr 28, '08 6:21 PM untuk semuanya
Kategori: Buku-buku
Jenis Referensi
Penulis: Rizki Ridyasmara
Konspirasi Berbahaya Biarawan Sion

Judul buku : Knights Templar, Knights of Christ
Penulis : Rizki Ridyasmara
Penerbit : Pustaka Al-Kautsar, Jakarta
Edisi : Pertama, Oktober 2006
Tebal buku : xliv + 440 hlm.; 24,5 cm. (Hard cover)

Apakah anda termasuk yang larut dalam serunya petualangan yang diciptakan Dan Brown dalam karya fenomenalnya The Da Vinci Code (2005)? Pemecahan aneka simbol dan penelusuran sejarah masa silam yang dituangkan secara menegangkan oleh Brown, ternyata telah memukau dunia.
Banyak yang surprise, namun tidak sedikit yang gerah dibuatnya. Bisa jadi anda termasuk salah satu dari mereka. Mungkin—dari jenis manapun anda—hingga kini. Anda masih tetap penasaran dengan fakta-fakta lain yang masih tersembunyi dan belum diulas secara mendalam dalam The Da Vinci Code.
Mungkin tidak salah jika dikatakan bahwa The Da Vinci Code sesungguhnya hanyalah awal dari upaya mengungkap sebuah gerakan rahasia yang diduga kuat menjadi dalang dari hampir semua peristiwa kelam (yang mengenaskan) dalam sejarah umat manusia. Gerakan yang dimaksud itu bernama Biarawan Sion.
Istilah “Biarawan Sion” semakin dikenal setelah Dan Brown menyebut-nyebut dalam The Da Vinci Code. Dia menyebutkan bahwa organisasi ini adalah sebuah fakta. Dan Rizki Ridyasmara melalui bukunya Knights Templar, Knights of Christ, semakin menguatkan kebenaran fakta yang diungkap Dan Brown.
Kesan yang ditangkap setelah membaca buku The Da Vinci Code, seolah-olah Biarawan Sion adalah “korban”. Tetapi Rizki Ridyasmara melalui bukunya, Knights Templar, Knights of Christ mengungkap fakta bahwa Biarawan Sion justru adalah organisasi paling berbahaya yang harus diwaspadai. Mula-mula dari Perang Salib (Crusader), Perang Dunia ke-II hingga “perang melawan terorisme” yang dikumandangkan oleh Amerika Serikat dan negara sekutunya sekarang ini, diduga merupakan konspirasi keji organisasi Biarawan Sion.
Buku Knights Templar, Knights of Christ (Ksatria Biara, Ksatria Kristus) mengungkap lebih jauh tentang gerakan konspirasi yang dilakukan Biarawan Sion ini—yang belum diungkap Dan Brown dalam The Da Vinci Code.
Rizki Ridyasmara, penulis buku Knights Templar, Knights of Christ ini adalah peneliti gerakan Zionisme di dunia. Melalui buku ini, ia mencoba mengajak pembaca untuk melanjutkan “petualangan seru” menelusuri jejak-jejak Biarawan Sion—gerakan rahasia yang diyakini berada di belakang Knights Templar. Ksatria Biara ini melakukan konspirasi dan lobi-lobi politik tingkat tinggi dunia hingga kini yang mengejawantah dalam berbagai bentuk organisasi terbuka maupun tertutup seperti Freemason, The Federal Reserve, IMF, dan The Judeo Christianity. Konspirasi yang tak pernah diduga sebelumnya.
Buku karya Rizki ini sesungguhnya satu roh dengan The Holy Blood and the Holy Grail (Michael Baigent, Richard Leigh, dan Henry Lincoln) dan The Da Vinci Code (Dan Brown). Paparan sejarah yang dikemukakan oleh kaum the free thinkers dan para kritisi sejarah kekristenan lebih dapat dipercaya ketimbang Injil yang sekarang beredar di tengah umat manusia.
Sejarah resmi masa kini merupakan cerita yang telah mendapat ‘segel resmi’. Telah disetujui oleh pihak yang berkuasa, walau belum tentu yang paling benar. Injil yang resmi beredar sekarang ini telah melalui seleksi yang kasar dan diikuti pembunuhan dan pengusiran yang dilakukan Kaisar Romawi, Gaius Flavius Valerius Aurelius Constantinus (The Great Constantine), yang didukung oleh penganut Trinitas. Sebuah Injil yang pro status quo, lebih memihak kepada tahta dan kekuasaan ketimbang kebenaran (fakta suci).
Ada banyak pertanyaan yang ingin dikupas. Adakah Biarawan Sion masih ada hingga sekarang—seperti yang ditegaskan oleh Michael Baigent, cs. Dalam buku The Holy Blood and the Holy Grail dan sejumlah peneliti lainnya—dan tetap bermain di belakang layar rezim penguasa dunia, pengusaha tinggi, jenderal berpengaruh, dan juga seniman serta artis papan atas.
Mereka—dengan nama yang bisa saja berganti-ganti—tetap bekerja hingga cita-cita satu pemerintahan dunia di bawah kepemimpinan Amerika Serikat (Pax Americana) tercipta sebagai pro-kondisi hadirnya “raja-pendeta” untuk berkuasa kembali mendirikan kerajaan di dunia?
Membaca buku ini seperti menyimak sebuah novel thriller, menegangkan dengan gemeretak geraham gregetan—penuh dengan konspirasi tingkat tinggi yang mengerikan, jahat, dan merusak tatanan dunia.©

Syafruddin Azhar adalah pengamat perbukuan dan peneliti pada Lembaga Pemerhati Kebijakan Publik (LPKP) Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar